Pada tahun 2017, Yayasan Pendidikan Islam Saefulloh Assa'diyyah (YAPISA) menjalin kerja sama dengan Universitas Pakuan. YAPISA menjadi mitra ke-2 sedangkan mitra ke-1 nya adalah warga RW 10 Desa Leuwiliang Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Adapun kerjasama yang dijalin adalah dalam hal pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pembuatan tawas dari limbah kaleng bekas minuman. Perlu diketahui, tawas yang memiliki rumus kimia KAl(SO4)2 adalah suatu koagulan. Koagulan adalah suatu zat yang dapat mengendapkan partikel-partikel koloid yang menjadi pengotor air sehingga air menjadi bersih.
B. Tahapan Kegiatan yang Telah Terlaksana
1. Sosialisasi
Sosialisasi
Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Pemberdayaan Masyarakat Non Produktif
Melalui Keterampilan Pembuatan Tawas Menggunakan
Bahan Baku Limbah Kaleng Bekas
kami lakukan di lokasi kegiatan pada tanggal 12 April 2016 sebagai upaya untuk
menyampaikan informasi adanya program kegiatan ini serta manfaatnya bagi
masyarakat, sekaligus kami meminta komitmen mereka untuk mengikuti kegiatan ini
secara tuntas pada setiap tahap kegiatannya. Sosialisasi ini dihadiri oleh 21
orang warga masyarakat, ibu-ibu rumah tangga non produktif yang siap mengikuti
kegiatan ini pada tahap-tahap selanjutnya. Mereka sangat tertarik dan antusias dengan adanya kegiatan ini, meskipun
mereka sangat minim dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka sangat
menantikan kegiatan-kegiatan seperti ini, yang sangat bermanfaat bagi mereka
untuk menambah ilmu pengetahuan bahkan keterampilan yang dapat mereka
manfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Di bawah ini dapat dilihat
foto pada saat sosialisasi kegiatan oleh Tim Pengabdian Pada Masayarakat yang
dihadiri oleh masyarakat non produktif yaitu ibu-ibu rumah tangga di Desa
Leuwiliang, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
Gambar 1 Dokumentasi Pada Saat Sosialisasi Program
2. Penyuluhan
Penyuluhan tata cara pembuatan tawas dengan menggunakan bahan baku limbah kaleng bekas minuman sudah dilakukan pada tanggal 10 Juli 2017. Penyuluhan ini diberikan agar masyarakat dapat mengetahui dengan jelas bagaimana proses pembuatan tawas, alat dan bahan apa saja yang digunakan, serta bagaimana cara menggunakan alat dan bahan tersebut.
Pada pelaksanaannya, penyuluhan tata cara pembuatan tawas menggunakan bahan baku limbah kaleng bekas minuman ini dihadiri oleh 23 orang. Jumlah ini lebih banyak daripada pada saat sosialisasi program. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi penyebaran informasi antara masyarakat mengenai program ini yang kemudian menarik perhatian sehingga ingin ikut terlibat dalam program ini.
Gambar 2 Penyuluhan tentang Tawas
3. Proses Pembuatan Tawas Bagian 1
Pelatihan
pembuatan tawas dengan menggunakan bahan baku limbah kaleng bekas minuman
bagian 1 meliputi proses pembersihan limbah
kaleng bekas minuman dari plastik dan pewarna yang menempel pada dinding
kaleng dengan menggunakan
amplas. Pelatihan yang dilakukan pada tanggal 19 Juli 2017 ini dihadiri oleh 23
orang. Peserta yang hadir pada pelatihan ini sama dengan yang hadir pada saat
penyuluhan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sangat antusias ingin
mengikuti setiap tahapannya dalam pelatihan pembuatan tawas dengan menggunakan
bahan baku limbah kaleng bekas lingkungan.
Gambar 3 Mitra sedang melakukan pengampelasan kaleng
4. Proses Pembuatan Tawas Bagian 2
Pelatihan pembuatan tawas dengan menggunakan bahan baku limbah kaleng bekas minuman bagian 2 meliputi proses pemotongan kaleng bekas minuman yang sudah diamplas dengan menggunakan gunting kaleng sampai ukuran yang sangat kecil kira-kira (0,5 x 0,5) cm. Pelatihan yang dilaksanakan pada tanggal 02 Agustus 2017 ini juga dihadiri oleh 23 orang. Peserta yang hadir pada pelatihan ini juga sama dengan yang hadir pada pelatihan pengampelasan limbah kaleng bekas minuman. Hal ini menunjukkan konsistensi mereka dalam mengikuti pelatihan.
Gambar 4 Mitra sedang menggunting kaleng yang sedang di ampelas
5. Proses Pembuatan Tawas Bagian 3
Pelatihan
pembuatan tawas dengan menggunakan bahan baku limbah kaleng bekas minuman
bagian 3 meliputi proses mereaksikan potongan kaleng dengan Kalium Hidroksida
(KOH) dan Asam Sulfat (H2SO4). Pelatihan yang
dilaksanakan pada tanggal 09 Agustus 2017 ini juga dihadiri oleh 23 orang. Pada
saat pelatihan mereka terlihat masih takut dan ragu-ragu dalam menggunakan
bahan kimia tersebut. Namun dengan adanya bantuan dari laboran akhirnya proses
ini pun berhasil dilakukan.
Gambar 5 Mitra melakukan proses reaksi antara potongan kelang bekas
dengan KOH dan H2SO4
dipandu oleh Tim Pelaksana IbM
Kristal tawas tidak langsung terbentuk, melainkan harus ditunggu dulu dengan cara disimpan di tempat yang dingin.
Itulah beberapa pengalaman kami bekerja sama dengan Universitas Pakuan. Mudah-mudahan ke depannya kegiatan kerja sama seperti ini dapat terjalin kembali.
No comments:
Post a Comment